Pak Sarmidi yang setiap harinya setia dengan berjualan rujak,dan tak kenal lelah dalam berdagang. ia berjualan di komplek malioboro dekat Pasar Bringharjo. Bapak satu anak ini memilih berjualan rujak pasalnya tidak mau repot,dan barang-barangnya pun mudah dicari.
Tak heran jika ia tidak mau berjualan mie,gorengan,warung nasi. Soalnya Pak Sarmidi tidak mampu beli minyak,buat hidup sehari-hari juga sudah susah. Dan kalaupun mampu beli minyak hasilnya tidak sepadan/balik modal,mana harga minyak naik terus makanya mendingan jualan rujak saja. Dalam sehari ia berjualan cukup lumayan untuk
menghidupi Satu Anak dan satu Istri,dan sedikit-sedikit bisa nabung. Sawaktu-waktu ada keperluan yang sangat mepet dapat mengambil dari tabungan tersebut. Istrinya pun ikut membantu dan mendukung usaha yang dilakoni Pak Sarmidi,Istrinya seharian belanja dan membungkus pun tak pernah mengeluh. Istrinya kalau belanja berlalan kaki membeli nanas 10kg,dan papaya 5kg,dan bahan-bahan.
Suka duka yang dialami Pak Sarmidi ketika lagi laris,nereka sangat senang dan dalam berdagang tetap semangat dan dapat penghasilan. Dukanya kalau lagi tidak laris penghasilanya jadi berkurang.
(Rizki adetya pp 153070337)
Senin, 01 Juni 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar